Rabu, 22 Mei 2013

Perpustakaan



MAWADDAH: SPIRIT HARMONI KELUARGA MUSLIM 

Muryana



Perbedaan pendapat, perselisihan dan pertengkaran merupakan bumbu rumah tangga yang idealnya perlu secara kontinyu dan terus-menerus dipelajari dan dimaknai secara positif, karena sangat berfungsi konstruktif untuk pemahaman dan penerimaan antar anggota keluarga, terutama relasi suami dan istri. Konflik bukan sesuatu yang tabu untuk dilakukan jika tujuannya konstruktif dan idealnya dihadapi dengan gaya situasional bahkan diubah menjadi konstruktif jika sifatnya destruktif. Baik itu, konflik keluarga maupun konflik dalam skala yang lebih luas, misalnya konflik sosial keagamEdisiaan. 
Penyelesaian konflik keluarga dapat menjadi inspirasi bagi konflik sosial keagamaan. Tahapan-tahapan resolusi konflik dalam relasi suami dan istri menurut ajaran Islam sangat mungkin untuk diterapkan dalam konflik yang lebih luas. Penyelesaian secara individu hingga pelibatan pihak ketiga merupakan tahapan yang dapat dijadikan pijakan dalam konflik sosial. Oleh karena, upaya damai semaksimal mungkin dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang berkonflik, disputant. Sehingga, perselisihan tidak menyebar dan membesar sebelum melibatkan pihak ketiga dengan berbagai macam kepentingannya. Untuk itu, mawaddah menjadi salah satu spirit yang idealnya ada dalam upaya tersebut. Dengan mawaddah konflik terjadi dan dilakukan dalam upaya untuk melakukan perubahan, membangun kesadaran dan mewujudkan perdamaian. 


Edisi lengkap tulisan ini dapat dibaca di buku Moch Nur Ichwan & Ahmad Muttaqin (ed). 2012. Agama dan Perdamaian Dari Potensi Menuju Aksi. Yogyakarta: CR-Peace Program Studi Agama dan Filsafat PPS UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Tidak ada komentar: